KaryaHadlratusysyaikh KH.Hasyim Asy'ari (1287H-1366H) اِعْلَمْ أَنَّ فِي الْأَخْذِ بِهَذِهِ الْمَذَاهِبِ الْأَرْبَعَةِ مَصْلَحَةً عَظِيْمَةً وَفِي الْإِعْرَاضِ عَنْهَا كُلِّهَا مَفْسَدَةً كَبِيْرَةً
As-sanadu minad dîn. Sanad adalah bagian dari agama. Jika saja tiada sanad maka seseorang bisa berpendapat semaunya. Demikianlah pendapat Abdullah bin Mubarak. Jadi sanad inilah yang membedakan antara keilmuan agama Islam dan keilmuan sekuler. Pada awal masa perkembangan Islam, sanad diberlakukan hanya dalam periwayatan Al-Qur’an dan Hadits. Namun pada masa belakangan, sanad juga digunakan dalam periwayatan kitab-kitab karya ulama salaf. Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari adalah orang pertama yang menyelenggarakan kajian hadits dan juga tradisi sanad di Indonesia. Demikian sebagaimana pernah dijelaskan KH M Tolchah Hasan dalam suatu kesempatan bedah pemikiran KH Hasyim Asy’ari di Universitas Islam Malang pada tahun 2014. Kiai Tolchah juga menjelaskan, KH Hasyim Asy’ari membawa tradisi sanad ini dari Syekh Mahfud Termas. Kita mengetahui bahwa Syekh Mahfud Termas, sebagaimana dijelaskan sejarawan Abdurrahman Mas’ud dalam bukunya “Intelektual Pesantren”, adalah pemegang sanad terakhir the last link Al-Bukhari. Namun demikian, bukan berarti bahwa KH Hasyim Asy’ari hanya mendapatkan sanad Sahih Bukhari saja dari Syekh Mahfud, melainkan juga sanad Kutubus Sittah. Juga sanad kitab-kitab lain termasuk kitab-kitab fiqih Madzahib Arba’ah Mazhab Empat. Jadi pantaslah jika Nahdlatul Ulama menyatakan dirinya bermazhab kepada salah satu imam empat. Berikut ini kami sajikan sanad kitab Sunan Abi Dawud yang ditulis oleh Al-Imam Al-Hafidh Abi Dawud Sulaiman bin Asy’ats As-Sajistani radliyallahu anhu. Kitab ini juga adalah salah satu kitab yang banyak dikaji di pesantren. Kitab KIfâyatul Mustafid li Mâ alâ minal Asânid karya Syekh Mahfudh At-Tirmisi memaparkan rantai sanad tersebut. Terkait kitab Sunan Abi Dawud, KH Hasyim Asy’ari mendapatkan hadits dan ijazahnya dari Syekh Mahfudh At-Tirmisi, beliau mendapatkan dari Syekh Sayyid Muhammad Amin Al-Madani, beliau mendapatkan dari Syekh Abdul Ghani bin Abi Sa’id Al-Umari w. 1296 H, beliau mendapatkan dari Syekh Abid Al-Anshari w. 1257 H, beliau mendapatkan dari Sayaikh Abdirrahman bin Sulaiman Al-Ahdal 1250 H, beliau mendapatkan dari Ayahnya, yiatu Sayyid Sulaiaman bin Yahya Al-Ahdal 1197 H, beliau mendapatkan dari Sayyid Ahmad bin Maqbul Al-Ahdal w. 1163 H, beliau mendapatkan dari Sayyid Yahya bin Umar Al-Ahdal w. 1147 H, beliau mendapatkan dari Sayyid Abi Bakar bin Ali Al-Ahdal, beliau mendapatkan dari Sayyid Yusuf bin Muhammad Al-Ahdal, beliau mendapatkan dari Sayyid Thahir bin Husain Al-Ahdal, beliau mendapatkan dari Al-Hafidh Abdurrahman bin Ali Ad-Dayba’ As-Syaibani, beliau mendapatkan dari Az-Zain As-Syarji, beliau mendapatkan dari Sulaiman bin Ibrahim Al-Alawi, beliau mendapatkan dari Ali Abi Bakar bin Syaddad, beliau mendapatkan dari Abil Abbas Ahmad bi Abil Khair As-Syamakhy, beliau mendapatkan dari Ayahnya, yakni Syekh Abil Khair As-Syamakhi beliau mendapatkan dari Sulaiman bin Aqil Al-Asqalani, beliau mendapatkan dari Nashr bin Abil Faraj, Al-Hashari, beliau mendapatkan dari An-Naqib Abi Thalib ibn Zaid Al-Alawi, beliau mendapatkan dari Abi Ali At-Tustari, beliau mendapatkan dari Al-Qasim bin Ja’far Al-Hasyimi, beliau mendapatkan dari Abi Ali Muhammad bin Ahmad Al-lu’lu’iy, beliau mendapatkan dari Al-Imam Al-Hafidh Abi Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sajistani. Penyusun kitab Sunan Abi Dawud. R. Ahmad Nur Kholis, Alumni Pascasarjana Universitas Islam Malang Unisma
KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh ahli hadits yang diakui oleh dunia dan pemilik sanad Kitab Hadits Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Ini menandakan bahwa sosok Kiai Hasyim sudah hafal ribuan hadits. "Hadratussyekh Hasyim Asy'ari punya sanad.
KH. HASYIM ASY’ARI, SANG PEMILIK SANAD KITAB SHOHIH BUKHORI & MUSLIMPendiri Nahdlatul Ulama KH Muhammad Hasyim Asy’ari dijelaskan dalam buku Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi, Keumatan, Kebangsaan Zuhairi Misrawi, 2010 merupakan pemilik sanad Kitab Hadits Shahih Bukhari dan Shahih ini menunjukkan bahwa KH Hasyim Asy’ari telah hafal ribuan hadits yang diperoleh dari guru-gurunya dengan sanad keilmuan yang jelas. Geneologi atau sanad sebuah kitab tidak bisa diijazahkan kepada seseorang yang tidak menguasai dan memahami kitab tersebut melalui sistem pengajaran dari guru-guru pemegang sanad di bidang hadits juga diakui oleh gurunya sendiri di Nusantara, KH Cholil Bangkalan. Bahkan Mbah Cholil tidak segan-segan berguru tentang ilmu hadits kepada Kiai Hasyim Asy’ari. Menurut riwayat, saat mengajar ngaji kitab hadits, Kiai Hasyim Asy’ari belakangan baru tahu bahwa di tengah barisan santrinya terdapat Mbah Cholil sedang ikut pengajian kitab hadits tersebut selesai, seluruh santri beranjak, begitu juga dengan Mbah Cholil Bangkalan. Pemandangan bersahaja dan tawadhu terlihat, yakni ketika Mbah Cholil hendak meraih sandalnya. Namun, Kiai Hasyim Asy’ari berhasil mendahului untuk meraih sandal gurunya tersebut. Kemudian, ia memakaikannya pada kedua telapak kaki Mbah Cholil Kiai Hasyim Asy’ari yang telah hafal ribuan hadits ini ditegaskan oleh Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh 2019. Bahkan menurut Kiai Ubaidullah, kealiman Kiai Hasyim Asy’ari mendekati tingakatan seorang dapat dikatakan ialah orang yang -dengan ilmunya yang tinggi dan lengkap- telah mampu menggali dan menyimpulkan hukum-hukum Islam dari sumber-sumbernya yang asli seperti Al-Qur’an dan hafal ribuan hadits dan kealimannya mendekati level mujtahid, Kiai Hasyim Asy’ari masih memberikan ruang musyawarah dengan kiai-kiai di Jawa dan Madura seperti misalnya saat mencetuskan Fatwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 dalam rangka melawan agresi militer Belanda Ubdaidullah pun tidak bisa membayangkan, Mbah Hasyim Asy’ari rahimahullah yang hafal beribu-ribu hadits, kealimannya mendekati mujtahid, tetapi untuk mengumumkan Resolusi Jihad yang telah beliau tulis masih mengundang ulama se-Jawa dan Madura. Hal ini merupakan teladan dan bentuk sikap tawadhu’ karena konteks perjuangan saat itu membutuhkan gagasan, pikiran, dan perjuangan seluruh elemen ayah KH Wahid Hasyim tersebut justru berbanding terbalik dengan sebagian orang, baik pada zaman Kiai Hasyim Asy’ari hidup hingga zaman sekarang yang dengan mudahnya menuduh syirik, sesat, bid’ah, dan kafir terhadap sebuah amalan ibadah. Padahal, mereka hanya membaca hadits terjemahan, bahkan mereka tidak segan-segan mengobral fatwa dengan hanya bermodal hafal beberapa sanad kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang dipegang oleh KH Hasyim Asy’ari ini, Ahmad Nur Kholis 2017 dalam artikel Sanad Kitab Shahih Bukhari KH Hasyim Asy’ari dan Sanad Kitab Shahih Muslim KH Hasyim Asy’ari berhasil mengungkap urutan sanad tersebut dari kitab Kitab Kifayatul Mustafid lima ala minal Asanid karya Syekh Mahfudh Termas, salah seorang guru Kiai Hasyim Asy’ari. Berikut urutan sanad yang dimaksudSanad Kitab Shahih BukhariSanad Kitab Shahih Bukhari, dari KH Hasyim Asy’ari melalui jalur Syekh Mahfud Termas sampai kepada penulis hadits, yakni Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari yang terdiri dari jalur pertama dan keduaJalur pertama1. KH Hasyim Asy’ari2. Dari Syaikh Mahfud Dari Syaikh Muhammad Abu Bakar Syatha Dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan5. Dari Syaikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi6. Dari Syaikh Muhammad bin Ali As-Syinwani7. Dari Syaikh Isa bin Ahmad Al-Barawi8. Dari Syaikh Muhammad Ad-Dafri9. Dari Syaikh Salim bin Abdillah Al-Bashri10. Dari ayahnya Abdillah bin Salim Al-Bashri11. Dari Syaikh Muhammad bin Alaudin Al-Babili12. Dari Syaikh Salim bin Muhammad As-Sanhuri13. Dari Najm Muhammad bin Ahmad Al-Ghaytho14. Dari Syaikh Al-Islam Zakariya bin Muhammad Al-Anshari15. Dari Al-Hafidh Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani16. Dari Ibrahim bin Ahmad At-Tanukhi17. Dari Abil Abbas Ahmad bin Thalib Al-Hajar18. Dari Husain bin Mubarak Az-Zabidi Al-Hambali19. Dari Abil Waqt Abdil Awwal bin Isa As-Sijzi20. Dari Abil Hasan Abdul Rahman bin Mudzaffar bin Dawud Ad-Dawudi21. Dari Abi Muhammad Abdullah bin Ahmad As-Srakhsi22. Dari Abi Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Mathar Al-Firabri23. Dari Penyusunnya orang yang menghimpun hadits, yakni Al-Imam Al-Hafid Al-Hujjah Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim Al-BukhariJalur kedua1. KH Hasyim Asy’ari2. Dari Syaikh Mahfudz Termas3. Dari Sayyid Husain Al-Habsyi4. Dari Ayahnya Muhammad Husain Al-Habsyi5. Dari Umar bin Abdul Karim Al-Attar6. Dari Sayyid Ali bin Abdil Bar Al-Wina’i7. Dari Abdil Qadir bin Ahmad bin Muhammad Al-Andalusi8. Dari Muhammad bin Abdillah Al-Idirsi9. Dari Al-Quthb Muhammad bin Alauddin An-Nahruwali10. Dari ayahnya11. Dari Abil Futuh Ahmad bin Abdillah At-Thawusi12. Dari Baba Yusuf Al-Hirawi13. Dari Muhammad bin Syadzikhat Al-Farghani14. Dai Abi Luqman Yahya bin Ammar Al-Khuttalani15. Dari Muhammad bin Yusuf Al-Farbary16. Dari Imam Muhammad bin Ismail Al-BukhariSanad Kitab Shahih MuslimBerikut ini adalah sanad kitab Shahih Muslim ini dari KH Hasyim Asy’ari sampai pada penulis kitab1. KH Hasyim Asy’ari2. Dari Syaikh Mahfud Dari Syaikh Muhammad Abu Bakar Syatha Dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan5. Dari Syaikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi6. Dari Syaikh Muhammad bin Ali As-Syinwani7. Dari Syaikh Isa bin Ahmad Al-Barawi8. Dari Syaikh Ahmad bin Abdil Fattah Al-Malawi9. Dari Syaikh Ibrahim bin Hasan Al-Kurdi10. Dari Syaikh Ahmad Muhammad Al-Qasyasyi11. Dari Syaikh As-Syams Muhammad bin Ahmad Ar-Ramli12. Dari Syaikh Zain Zakariya Muhammad Al-Anshari13. Dari Syaikh Abdirrahim bin Al-Furath14. Dari Syaikh Mahmud bin Khalafiyah Ad-Dimasyqi15. Dari Al-Hafidh Abdil Mu’min bin Khalaf Ad-Dimyati16. Dari Syaikh ABil Hasan Al-Muayyad bin Muhammad at-Thusi17. Dari Syaikh Abi Abdillah Muhammad bin Fadhil Al-Farawi18. Dari Syaikh Abdil Ghafir bin Muhammad Al-Farisi19. Dari Syaikh Abi Ahmad Muhammad Al-Juludi20. Dari Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan An-Naisaburi21. Dari Imam Al-Hafidh Abil Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi
KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sedangkan KH Hasyim Asyari mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Kedua ulama ini di kemudian hari dianugerahi gelang pahlawan nasional Dari dua walisongo itu, dua tokoh besar bangsa Indonesia, Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy'ari.
SANAD KEILMUAN HADRATUSYAIKH HASYIM ASY'ARI KH. Hasyim Asy'ari Pendiri NU & Imam Abu Hasan Al Asy'ari Aqidah Asy'ariyyah Punya Sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW {Mohon bagi warga Aswaja/NU untuk di save/simpan/di share sanad mulia ini demi terwujudnya "Islam Rahmatan Lil Aalamiin"} 1. Sayyidul Wujud Insanul Kamil Nabi Muhammad Rasulullah SAW 2. Al Imam Sayyidina Ali bin Abi Thalib "Karramallaahu Wajhahu" 3. Muhammad Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Ja’far 4. Al Imam Wasil bin Atho’ 5. Al Imam Amr bin Ubaid 6. Al Imam Ibrohim Annadhom 7. Al Imam Abu Huzail Al-Alaq 8. Al Imam Abu Hasi Adzuba’i 9. Al Imam Abu Ali Adzuba’i 10. Al Imam Abu Hasan al Asy'ari Pendiri Faham “AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH” ASWAJA 234 Karangannya Kitab Maqolatul Islamiyin, Al Ibanah, Al Risalah, Al-Luma’, dll 11. Al Imam Abu Abdillah Al Bahily 12. Al Imam Abu Bakar Al Baqilany, karangannya Kitab At Tamhid, Al Insof, Al bayan, Al Imdad, dll. 13. Al Imam Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya Kitab Lathoiful Isaroh, As Samil, Al Irsyad, Al Arba’in, Al kafiyah, dll 14. Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghozali. Karangannya Kitab Ihya Ulumuddin, Misyakatul Anwar, Minhajul Qowim, Minhajul Abidin dll. 15. Abdul Hamid Assyeikh Irsani. Karangannya kitab Al Milal Wannihal, Musoro’atul Fulasifah, dll. 16. Muhammad bin Umar Fakhrur Raazi, Karangannya Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib, Matholibul Aliyah, Mabahisul Masyriqiyah, Al Mahsul Fi Ilmil Usul, dll 17. Abidin Al Izzy, karangannya Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam. 18. Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya Kitab Al Aqidatul Kubro dll. 19. Imam Al Bajury, karangannya Kitab Jauhar Tauhuid, dll. 20. Imam Ad Dasuqy, karangannya Kitab Ummul Barohin, dll. 21. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, karangannya Kitab Sarah jurumiyah, Sarah Al Fiyah, dll. 22. Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya Kitab Fathul Arifin, dll. 23. Muhammad An Nawawi Banten, Karangannya Syarah Safinatunnaja, Sarah Sulamutaufiq, dll. Yang Mayoritas Ulama Di Indonesia memakai Karangan Syeikh Nawawi Albantaniy sebagai Kitab Rujukan. 24. Syech Mahfudz At-Termasi mursyid Hadist Budhori matan ke-23, muridnya al – Syech Arsyad Al-Banjari - Banjarmasin– Syaikhona Kholil - Bangkalan Madura–Abdul Shomad Al-Palembangi- Palembang 25. KH. Hasyim Asy’Ari Pendiri NU Sejumlah murid yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh Syaikhona Kholil bangkalan adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari Tebu Ireng Jombang, KH. Wahab Hasbullah Tambak Beras Jombang, KH. Bisri Syansuri Denanyar Jombang, KH As’ad Syamsul Arifin Sukorejo Situbondo, Kiai Cholil Harun Rembang, Kiai Ahmad Shiddiq Jember, Kiai Hasan Genggong Probolinggo, Kiai Zaini Mun’im Paiton Probolinggo, Kiai Abi Sujak Sumenep, Kiai Toha Bata-Bata Pamekasan, Kiai Usymuni Sumenep, Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri, Kiai Munawir Krapyak Yogyakarta, Kiai Romli Tamim Rejoso Jombang, Kiai Abdul Majid Bata-Bata Pamekasan. Dari sekian santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh pesantren dan tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahab Hasbullah. Bahkan Presiden pertama RI Soekarno, juga pernah berguru pada Syaikhona Kholil Bangkalan. Selain berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai, Syaikhona Kholil bangkalan adalah salah satu kiai yang menjadi penentu berdirinya organisasi terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama yang disingkat NU. Dalam proses pendiriannya para kiai NU tidak sembarangan mendirikan sebuah organisasi, dalam jangka dua tahun Kiai Hasyim Asy’ari melakukan shalat istikharah minta petunjuk kepada Allah, untuk mendirikan sebuah organisasi yang mewadahi para pengikut ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Meskipun yang melakukan istkharah adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim As’ari, akan tetapi petunjuk isyarah tersebut tidak jatuh ketangan Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan isyarah tersebut melalui Syaikhona Kholil Bangkalan. Munculnya isyarah sebuah tongkat dan tasbih yang akan diberikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin, yang merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama NU. Para ulama pendiri NU jelas bukan sembarang ulama. Mereka orang-orang khos yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa di zamannya. Salah satu pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah, selain pendirian NU kepada kepada KH Hasyim Asy’ari, beliau meminta persetujuan Waliyullah tanah Jawa. Yaitu Kanjeng Sunan Ampel. Mudah-mudahan bermanfaat dunia dan akhirat aamiin aamiin Ya Rabbal Aalamiin... Wallahu A'lamu bis Showab
. 356 123 28 128 383 75 391 235
sanad keilmuan kh hasyim asy ari