SandiagaUno menegaskan bahwa dirinya hanya berikhtiar dan berdoa yang menentukan adalah Allah SWT - Megapolitan - Okezone Megapolitan
Berdoa dan berikhtiar adalah bagaikan dua sisi mata uang. Keduanya memang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Berdoa harus disertai ikhtiar dan sebaliknya ikhtiar harus pula disertai doa. Dalam kaitan ini Ibnu Atha'illah al-Iskandari mengingatkan bahwa setiap harapan menuntut adanya usaha konkret dari manusia sebagai berikut الرجاء ما قارنه عمل والا فهو أمنية Artinya,"Harapan mesti disertai amal. Jika tidak, ia hanyalah angan-angan" lihat Taqrib al-Turats al-Hikam al-Athaiyyah, Syarh ibn Abbad al-Nafaziy al-Rundiy, Markaz al-Ahram li al-Tarjamah wa al-Nasyr, Kairo, 1988, Cet. I, hal. 205. Harapan yang disandarkan kepada Allah disebut doa. Doa yang tidak diikuti dengan ikhtiar hanyalah angan-angan yang bisa jadi karena itu Allah sulit mengabulkannya sebab dalam kaitan ini Allah subhanahu wa ta’ala berfirman إِنَّ اللهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ Artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” QS Ar-Ra’d, 11. Jadi apa yang disampaikan Ibnu Atha’illah di atas sejalan dengan firman Allah di dalam Al-Quran bahwa setiap harapan yang dimaksudkan untuk mencapai sesuatu, misalnya dari tidak memiliki menjadi memiliki. Atau singkatnya, menghendaki adanya perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, maka harus ada ikhtiar dari seseorang untuk melakukan perubahan itu. Jika tidak, maka harapan itu hanyalah sebuah angan-angan kosong. Dalam konteks virus Corona, setiap orang yang berharap dan berdoa agar diselamatkan dari ancaman wabah ini, ia harus berikhtiar dengan mematuhi protokol kesehatan sebagaimana petunjuk yang telah diberikan oleh para ahli di bidang kesehatan, yakni dengan mempraktikkan gaya hidup bersih, social distancing, mengenakan masker, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang berdoa kepada Allah memohon suatu perlindungan agar sesuatu yang negatif atau buruk tidak menimpa dirinya. Atau ia menghendaki agar ia dijauhkan dari suatu keadaan untuk mencapai keadaan sebaliknya yang baik dan bermanfaat. Doa itu misalnya adalah doa sebagaimana dicontohkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai berikut اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ Artinya "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia." HR. Abu Dawud. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa setiap doa harus diikuti dengan ikhtiar, maka dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut Pertama, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari perasaan bingung, maka ia harus berikhtiar menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa menimbulkan kebingungan. Misalnya, ia harus menghindari berbuat banyak kesalahan yang bisa membuatnya digugat banyak orang atas kesalahan-kesalahan itu. Singkatnya ia harus berhati-hati baik dalam ucapan maupun tindak- tanduk terhadap orang lain. Kedua, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari perasaan sedih, maka ia harus berikhtiar memiliki hati yang kuat yang tidak mudah dihinggapi rasa sedih. Ia harus belajar menjadi orang yang sabar dan tabah menerima ujian dari manapun asalnya. Untuk maksud ini ia harus belajar berpikir positif bahwa apa yang dikehendaki Allah terjadi pada dirinya memiliki hikmah tertentu untuk kebaikan dirinya. Kebaikan itu bisa jadi baru akan terwujud di masa depan yang belum bisa dilihat di saat sekarang. Ketiga, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari perasaan lemah, maka ia harus berikhtiar menjadi orang kuat baik secara fisik maupun mental. Ia harus belajar bagaimana menjadi orang kuat. Jika ia menginginkan menjadi orang kuat secara fisik, maka ia harus bisa menjaga kesehatan jasmaniahnya dengan olah raga secara teratur dan mengonsumsi makanan yang baik dan bergizi. Jika ia juga menginginkan menjadi orang yang kuat secara mental, maka ia harus belajar bagaimana memiliki kekuatan mental yang baik, misalnya, dengan memperlajari biografi para tokoh atau pemimpin besar dunia seperti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, para sahabat Nabi, tokoh-tokoh dunia dan nasional, dan sebagainya. Keempat, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari perasaan malas, maka ia harus membentuk dirinya menjadi orang yang suka berkegiatan positif. Setiap kemalasan harus dilawan dengan hal yang sebaliknya. Jika ia malas bekerja, ia harus sadar bahwa kemalasan bisa membuatnya jatuh pada jurang kemiskinan. Untuk itu ia harus giat bekerja. Jika ia malas beribadah, maka ia harus berusaha melawannya dengan melakukan ibadah-ibadah wajib yang memang tidak boleh ditinggalkan. Jika ibadah yang wajib sudah bisa dilaksanakan dengan baik, ia bisa meningkatkan dengan ibadah-ibadah yang sunnah. Kelima, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari sifat pengecut, maka ia harus berikhtiar menjadi orang yang bisa dipercaya dan bertanggung jawab dengan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Ia tidak boleh mencoba lari dari tanggung jawab dengan alasan apapun sebab setiap perbuatan buruk pasti akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah subhanahu wa ta’ala. Keenam, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari sifat kikir, ia harus berikhtiar menjadi orang yang suka berderma dengan apa yang sudah ada di tangan. Ia tak perlu menunggu kaya dahulu baru kemudian berpikir bagaimana menjadi seorang dermawan. Seorang dermawan pasti kaya amal meski ia bukan seorang hartawan. Sebaliknya seorang hartawan tidak otomatis menjadi seorang dermawan jika ia memiliki sifat kikir. Jadi setiap orang yang tidak ingin menjadi orang kikir, ia harus melawan kekikirannya dengan hal sebaliknya. Ketujuh, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari lilitan utang, maka ia harus berikhtiar untuk tidak berutang pada orang lain kecuali dalam keadaan sudah sangat terpaksa. Dalam keadaan seperti ini agama membolehkan seseorang berutang pada orang lain. Agar tidak terlilit utang maka seseorang harus menahan diri dari berutang lagi sebelum utang yang sudah ada terbayar terlebih dahulu. Intinya untuk tidak terlilit dengan utang, seseorang harus berhati-hati untuk tidak mudah membiasakan diri berutang kepada orang lain. Kedelapan, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari kesewenang-wenangan manusia, maka ia harus berhati-hati baik dalam sikap maupun tindak-tanduk kepada orang lain. Jika sikap berhati-hati sudah ditempuh dengan baik, tetapi masih saja ada orang lain yang bersikap sewenang-wenang, maka ia harus melawannya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Jika ia tak mampu melawannya secara langsung ia bisa mengadukannya kepada pihak yang berwenang. Intinya seseorang tidak boleh menyerah begitu saja atas kesewenang-wenangan orang lain sebab pada dasarnya setiap orang wajib melakukan nahi munkar mencegah perbuatan buruk. Kedelapan hal sebagaimana terkandung dalam doa di atas hanya menjadi sebuah angan-angan yang sulit diwujudkan jika tanpa disertai dengan ikhtiar nyata untuk melakukan hal-hal yang sebaliknya. Prinsip ini sesuai dengan nasihat Ibnu Atha’illah sebagaimana tertulis dalam kitab beliau yang sangat terkenal, yakni Al-Hikam, dan juga sejalan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Ar-Ra’d. Singkatnya, ikhtiar adalah konsekuensi logis dan teologis dari sebuah doa. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta.
Setiapmanusia memiliki jodohnya masing-masing dan tidak akan tertukar karena Allah langsung yang akan memastikan kita berpasangan dengan jodoh yang telah dipersiapkan oleh-Nya. Kendati demikian, untuk mendapatkan jodoh yang baik, kita juga harus mengupayakannya dengan cara berdoa dan berikhtiar kepada Allah. - Mengapa harus berdoa? Simak Doa Nabi dan Rasul yang terdapat dalam Al Quran. Menjawab pertanyaan mengapa harus berdoa, jawabannya tentu karena manusia adalah hamba ciptaan Allah SWT. Selain itu, bagi sobat muslim, anjuran berdoa tertulis dalam Al Quran yang merupakan tuntunan dan pedoman hidup sehingga pertanyaan mengapa harus berdoa sudah terjawab. Manusia hanyalah berusaha dan berikhtiar, tetapi Allah yang menentukan. Baca juga Bacaan Doa Sulaiman dan Asmaul Husna untuk Mendapatkan Rezeki yang Halal dan Berkah Baca juga Video dan Lirik Sholawat Nariyah Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Terjemahan, Plus Khasiatnya Baca juga Kumpulan Doa Agar Miliki Anak Pandai dan Bertakwa, Simak Doa Nabi Nuh dan Doa Nabi Zakaria Apapun mengenai diri kita sebagai manusia semua kembali kepada Allah. Anjuran berdoa terdapat dalam Surah Ghafir ayat 60 ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” QS. Ghafir 60 Juga dalam Surah Al Baqarah ayat 186 وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,” QS. Al-Baqarah 186 Para Nabi dan Rasul pun senantiasa berdoa kepada Allah SWT. Doa-doa mereka dapat ditemukan dalam Al Quran. Berikut ini kumpulan Doa Nabi dan Rasul yang ada di dalam Al Quran sepert dikutip dari Islampos AntaraDo'a, Usaha, Ikhtiar dan Tawakal Serta Penjelasannya. Sesungguhnya manusia yang mendapatkan pertolongan dari Allah dengan beberapa sebab usahanya. Maka wajiblah ia melakukan usaha tersebut atau hendaklah ia mencurahkan segenap kemampuannya agar dapat mencapai tujuan yang dicita-citakannya.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 46AgkYA6rCx0owaymMNegfoztML47Y1RajFotPPNzOKxX2ZeqX-UA==
Takdiradalah apa yang ditentukan oleh Allah, sedangkan nasib adalah apa yang terjadi pada manusia. Dimana takdir terbagi menjadi dua, yaitu: Takdir mubram (ketentuan Tuhan, tidak dapat diubah oleh manusia) dan takdir muallaq (dapat diusahakan oleh manusia untuk berubah ke hal yang lebih baik). B. Saran.

Belajar merupakan salah satu bentuk ikhtiar. Foto UnsplashDalam menjalani hidup, manusia memiliki tujuan dan cita-citanya masing-masing. Untuk meraihnya, setiap umat tidak bisa lepas dari ikhtiar. Misalnya, seorang anak harus belajar siang dan malam demi mendapatkan nilai A. Itulah yang disebut dengan buku Aqidah Akhlaq oleh Taofik Yusmansyah 2008 26 ikhtiar berasal dari bahasa Arab yang berarti mencari hasil yang lebih baik. Sedangkan secara bahasa, ikhtiar dapat diartikan sebagai proses usaha yang dilakukan dengan segala upaya dan kemampuan untuk mencapai hasil terbaik sesuai dengan harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh dengan tidak melupakan kehendak Allah SWT. Lantas, mengapa manusia diwajibkan berikhtiar?Berjualan merupakan salah satu bentuk ikhtiar. Foto UnsplashMenjalani Perintah Allah SWTPerintah untuk berikhtiar terdapat dalam Al Quran, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Jumu’ah Ayat ِ ۡي ٱلأ ْ ف َ ِش ُروا َٱنت ُ ف وة ٰ َ َ ِت ٱلصَّل ُ ِضی َذا ق َإ ۡر ِ ْ ِض َ و ف َ ۡض ِل ۡٱبتَ ُغوا ِمن ف َّ ُكمۡ َّ َعل ِ ٗیرا ل َ َ كث ْ َّ ٱ ۡ ُك ُروا ِ ُح َون ١٠ َّ ٱ ۡ ِ َ وٱذ ُفل ت .“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” Al Jumu’ah [62] 10Mendapatkan Karunia Allah SWTSebagaimana firman Allah dalam Surat An Nisa Ayat 32.“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Karena bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. An Nisa [4] 32Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya karunia Allah akan datang kepada mereka yang senantiasa berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam nantinya hasil yang didapatkan mungkin tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan diperjuangkan. Namun, dengan berikhtiar setidaknya menjadi bukti kesungguhan seorang Muslim dalam meraih DoaDoa dan ikhtiar adalah dua hal yang berbeda tapi tidak dapat dipisahkan. Ikhtiar tanpa berdoa merupakan hal yang sia-sia. Begitu pun sebaliknya, berdoa tanpa ikhtiar juga tidak akan menghasilkan ini tertulis dalam Surat Ar Rad Ayat مُعَقِّبٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُونِهِۦ مِنْ وَالٍ"Baginya manusia ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” QS. Ar-Ra'd [13] 11Ayat tersebut menunjukkan bahwa meskipun seseorang memohon pertolongan kepada Allah SWT, jika orang tersebut tidak berusaha untuk mengubah keadaannya, maka Alah pun tidak akan melakukan Rasa OptimisSebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda,“Mukmin orang yang beriman yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada diri masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah; lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata lau’ seandainya akan membukakan jalan bagi godaan setan.”Sikap pesimistis biasanya muncul apabila seseorang tidak bergerak, tidak melakukan sesuatu dan memilih untuk diam karena takut menghadapi risiko. Dengan berikhtiar, sesungguhnya bisa menambah dan mendorong manusia untuk terus optimistis dalam menggapai sesuatu.

u201cSesungguhnya doa dengan penuh pengharapan dan keikhlasan kepada Allah SWT dan penyesalan atas segala dosa yang dilakukan pasti akan dikabulkan jua.\/p>\n \u201cSemoga dengan usaha dan tawakal setiap pihak dan anggota masyarakat untuk memulihkan keadaan jerebu ini akan diberkati dan dirahmati Allah SWT,\u201d katanya.\/p>\n.
Jakarta Mengapa manusia diwajibkan ikhtiar? Manusia diwajibkan untuk ikhtiar atau berusaha keras dalam hidupnya, karena hal itu merupakan bagian dari kodrat manusia yang telah ditentukan oleh Tuhan. Di dalam agama Islam, ikhtiar atau usaha keras ini dikenal sebagai "tawakkul" yang berarti berserah diri kepada Allah SWT sambil tetap melakukan upaya atau usaha. Ada beberapa alasan mengapa manusia diwajibkan untuk ikhtiar. Pertama, Tuhan memberikan manusia akal dan kemampuan untuk berpikir dan bertindak. Oleh karena itu, manusia harus memanfaatkan kemampuan tersebut untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Sejarah Hari Lansia Nasional 2023, Mendorong Kebijakan dan Perubahan Sosial Imam Syafi'i Adalah Ulama Besar dan Pendiri Mazhab Fiqih, Simak Penjelasannya 3 Perbedaan Amnesti dan Abolisi dalam Sistem Hukum, Simak Penjelasannya Mengapa manusia diwajibkan ikhtiar? Karena Tuhan memberikan manusia kebebasan untuk memilih dan bertindak. Manusia harus menggunakan kebebasan ini dengan bijak dan bertanggung jawab, serta melakukan tindakan yang positif dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dalam Islam, ikhtiar atau usaha keras merupakan bagian dari iman. Hal ini berarti bahwa keimanan seseorang tidak akan sempurna tanpa adanya usaha atau ikhtiar yang dilakukan. Oleh karena itu, manusia harus selalu berusaha keras dan tawakal kepada Tuhan dalam setiap langkah dan perjuangan hidupnya. Berikut ini alasan mengapa manusia diwajibkan ikhtiar yang rangkum dari berbagai sumber, Kamis 20/4/2023. Ikhtiar batin menghadapi Covid-19 dilakukan para pelajar MTsN 6 Malang dengan menggelar doa bersama melalui live video di rumahnya masing-masing. Melalui doa bersama live video tersebut, mereka berharap supaya virus corona segera sholat. secara bahasa berasal dari bahasa arab االختيار yang artinya memilih. Secara istilah ikhtiar adalah usaha sungguh-sungguh seorang hamba untuk memperoleh apa yang dikehendakinya. Orang yang berikhtiar berarti dia memilih suatu pekerjaan, kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil dan sukses. Dalam kata lain ikhtiar adalah berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan, tidak berdiam diri dan berpangku tangan apa lagi lari dari kenyataan. Mengapa manusia diwajibkan ikhtiar? Firman Allah dalam al-Qur’an surah Ar-Ra’du ayat 11 sebagai berikut “Sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” QS. Ar-Ra’du [13]11 Bersemangatlah dan jangan malas dalam ikhtiar dengan mengambil sebab, namun sebagai insan yang beriman pada takdir Allah kita tidak boleh hanya bergantung pada sebab. Ketika sudah melakukan sebab maka bertawakallah kepada Allah dan sabar serta ridha dalam menyikapi hasil yang diberikan oleh Allah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ “Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah dan janganlah kamu malas! Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’, tetapi katakanlah Qaddarullah wa maa sya’a fa’ala’. Karena perkataan seandainya’ akan membuka pintu syetan”. HR. Muslim Bentuk dan Contoh PerilakuIlustrasi Islam sumber PixabayBelajar dan Meningkatkan Kemampuan Salah satu bentuk ikhtiar yang paling umum adalah belajar dan meningkatkan kemampuan. Manusia harus memanfaatkan kemampuan yang telah diberikan oleh Tuhan, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Contoh perilaku ikhtiar dalam belajar dan meningkatkan kemampuan adalah Rajin membaca buku dan materi yang relevan dengan bidang yang diminati. Mengikuti kursus atau pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Mempelajari bahasa asing untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan kesempatan pekerjaan. Berusaha dan Bekerja Keras Mengapa manusia diwajibkan ikhtiar? Perlu diketahui bahwa bentuk ikhtiar adalah berusaha dan bekerja keras, untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manusia harus memanfaatkan kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan, seperti mencari pekerjaan, membangun bisnis, dan mencapai cita-cita. Contoh perilaku ikhtiar dalam berusaha dan bekerja keras adalah Mencari pekerjaan dengan memasukkan lamaran ke berbagai perusahaan dan memanfaatkan jaringan relasi. Memulai usaha bisnis dengan melakukan riset pasar dan mengumpulkan modal usaha. Berlatih dan berusaha keras dalam bidang olahraga atau seni untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Berdoa dan Tawakal Kepada Tuhan Selain berusaha keras, manusia juga harus berdoa dan tawakal kepada Tuhan dalam setiap langkah hidupnya. Berdoa dan tawakal merupakan bentuk ikhtiar yang penting dalam agama Islam, karena manusia tidak dapat mencapai tujuan tanpa pertolongan dan rahmat dari Tuhan. Contoh perilaku ikhtiar dalam berdoa dan tawakal adalah Memohon kepada Tuhan untuk memberikan keberkahan dan kemudahan dalam segala aspek kehidupan. Berserah diri kepada Tuhan dalam menghadapi masalah dan kesulitan yang dihadapi. Mengucapkan syukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan. Mengambil Tindakan untuk Menjaga Kesehatan Ikhtiar juga dapat dilakukan dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Manusia harus memanfaatkan pengetahuan dan sumber daya yang dimilikinya untuk menjaga kesehatan tubuh, seperti dengan berolahraga dan makan makanan yang sehat. Contoh perilaku ikhtiar dalam menjaga kesehatan adalah Berolahraga secara teratur untuk menjaga kesehatan tubuh. Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi untuk mendukung kesehatan tubuh. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi dini penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Dampak Positif Membiasakan Perilaku IkhtiarIlustrasi Muslimah Credit manusia diwajibkan ikhtiar? Hal ini karena membiasakan perilaku ikhtiar, dapat membawa dampak positif yang sangat besar pada kehidupan seseorang. Beberapa dampak positif tersebut di antaranya adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri, meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan kepantauan pada ajaran agama. Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi Perilaku ikhtiar yang efektif dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi seseorang, dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Dengan merencanakan dan mengatur kegiatan dengan baik, seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan cepat dan tepat waktu. Selain itu, dengan mengambil keputusan yang tepat dan memprioritaskan tugas-tugas yang penting, seseorang dapat menghindari kegiatan yang tidak produktif dan membuang-buang waktu. Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental Membiasakan perilaku ikhtiar juga dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental seseorang. Dengan berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga pola tidur yang baik, seseorang dapat meningkatkan kesehatan fisiknya. Sedangkan dengan menghindari kebiasaan yang merugikan seperti merokok atau mengonsumsi alkohol, seseorang dapat menjaga kesehatan mentalnya. Meningkatkan Kemandirian dan Kepercayaan Diri Perilaku ikhtiar yang efektif dapat membantu seseorang menjadi lebih mandiri, dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Dengan melakukan tindakan yang bijaksana dan berusaha keras, seseorang akan merasa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan dan masalah yang dihadapi. Selain itu, dengan merencanakan dan mengatur kegiatan dengan baik, seseorang dapat menghindari ketergantungan pada orang lain dan menjadi lebih mandiri dalam mengambil keputusan. Meningkatkan Kualitas Hidup Membiasakan perilaku ikhtiar dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Dengan melakukan tindakan yang bijaksana, seseorang dapat mencapai tujuannya, menghindari kebiasaan yang merugikan, dan menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Hal ini akan membuat seseorang merasa lebih bahagia dan merasa hidupnya lebih bermakna. Meningkatkan Kepatuhan pada Ajaran Agama Dalam agama Islam, ikhtiar adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Dengan mempraktikkan perilaku ikhtiar, seseorang akan menjadi lebih taat pada ajaran agamanya dan menghargai kehidupan yang diberikan oleh Tuhan. Selain itu, dengan mengandalkan pertolongan dan rahmat dari Tuhan dalam melakukan ikhtiar, seseorang akan semakin dekat dengan Tuhan dan merasakan kehadiran-Nya dalam kehidupannya.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Selainikhtiar, manusia juga harus tawakkal. Artinya manusia harus berserah diri kepada ALlah atas apa yang telah terjadi dalam kehidupannya sambil terus berikhtiar. Membangkitkan kekuatan dan semangat berikhtiar serta berdoa kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat;

Berdoa dan berikhtiar adalah bagaikan dua sisi mata uang. Keduanya memang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Berdoa harus disertai ikhtiar dan sebaliknya ikhtiar harus pula disertai doa. Dalam kaitan ini Ibnu Atha'illah al-Iskandari mengingatkan bahwa setiap harapan menuntut adanya usaha konkret dari manusia sebagai berikut الرجاء ما قارنه عمل والا فهو أمنية Artinya,"Harapan mesti disertai amal. Jika tidak, ia hanyalah angan-angan" lihat Taqrib al-Turats al-Hikam al-Athaiyyah, Syarh ibn Abbad al-Nafaziy al-Rundiy, Markaz al-Ahram li al-Tarjamah wa al-Nasyr, Kairo, 1988, Cet. I, hal. 205. Harapan yang disandarkan kepada Allah disebut doa. Doa yang tidak diikuti dengan ikhtiar hanyalah angan-angan yang bisa jadi karena itu Allah sulit mengabulkannya sebab dalam kaitan ini Allah subhanahu wa ta’ala berfirman إِنَّ اللهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ Artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” QS Ar-Ra’d, 11. Jadi apa yang disampaikan Ibnu Atha’illah di atas sejalan dengan firman Allah di dalam Al-Quran bahwa setiap harapan yang dimaksudkan untuk mencapai sesuatu, misalnya dari tidak memiliki menjadi memiliki. Atau singkatnya, menghendaki adanya perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, maka harus ada ikhtiar dari seseorang untuk melakukan perubahan itu. Jika tidak, maka harapan itu hanyalah sebuah angan-angan kosong. Dalam konteks virus Corona, setiap orang yang berharap dan berdoa agar diselamatkan dari ancaman wabah ini, ia harus berikhtiar dengan mematuhi protokol kesehatan sebagaimana petunjuk yang telah diberikan oleh para ahli di bidang kesehatan, yakni dengan mempraktikkan gaya hidup bersih, social distancing, mengenakan masker, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang berdoa kepada Allah memohon suatu perlindungan agar sesuatu yang negatif atau buruk tidak menimpa dirinya. Atau ia menghendaki agar ia dijauhkan dari suatu keadaan untuk mencapai keadaan sebaliknya yang baik dan bermanfaat. Doa itu misalnya adalah doa sebagaimana dicontohkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai berikut اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ Artinya "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia." HR. Abu Dawud. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa setiap doa harus diikuti dengan ikhtiar, maka dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut Pertama, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari perasaan bingung, maka ia harus berikhtiar menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa menimbulkan kebingungan. Misalnya, ia harus menghindari berbuat banyak kesalahan yang bisa membuatnya digugat banyak orang atas kesalahan-kesalahan itu. Singkatnya ia harus berhati-hati baik dalam ucapan maupun tindak- tanduk terhadap orang lain. Kedua, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari perasaan sedih, maka ia harus berikhtiar memiliki hati yang kuat yang tidak mudah dihinggapi rasa sedih. Ia harus belajar menjadi orang yang sabar dan tabah menerima ujian dari manapun asalnya. Untuk maksud ini ia harus belajar berpikir positif bahwa apa yang dikehendaki Allah terjadi pada dirinya memiliki hikmah tertentu untuk kebaikan dirinya. Kebaikan itu bisa jadi baru akan terwujud di masa depan yang belum bisa dilihat di saat sekarang. Ketiga, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari perasaan lemah, maka ia harus berikhtiar menjadi orang kuat baik secara fisik maupun mental. Ia harus belajar bagaimana menjadi orang kuat. Jika ia menginginkan menjadi orang kuat secara fisik, maka ia harus bisa menjaga kesehatan jasmaniahnya dengan olah raga secara teratur dan mengonsumsi makanan yang baik dan bergizi. Jika ia juga menginginkan menjadi orang yang kuat secara mental, maka ia harus belajar bagaimana memiliki kekuatan mental yang baik, misalnya, dengan memperlajari biografi para tokoh atau pemimpin besar dunia seperti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, para sahabat Nabi, tokoh-tokoh dunia dan nasional, dan sebagainya. Keempat, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari perasaan malas, maka ia harus membentuk dirinya menjadi orang yang suka berkegiatan positif. Setiap kemalasan harus dilawan dengan hal yang sebaliknya. Jika ia malas bekerja, ia harus sadar bahwa kemalasan bisa membuatnya jatuh pada jurang kemiskinan. Untuk itu ia harus giat bekerja. Jika ia malas beribadah, maka ia harus berusaha melawannya dengan melakukan ibadah-ibadah wajib yang memang tidak boleh ditinggalkan. Jika ibadah yang wajib sudah bisa dilaksanakan dengan baik, ia bisa meningkatkan dengan ibadah-ibadah yang sunnah. Kelima, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari sifat pengecut, maka ia harus berikhtiar menjadi orang yang bisa dipercaya dan bertanggung jawab dengan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Ia tidak boleh mencoba lari dari tanggung jawab dengan alasan apapun sebab setiap perbuatan buruk pasti akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah subhanahu wa ta’ala. Keenam, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari sifat kikir, ia harus berikhtiar menjadi orang yang suka berderma dengan apa yang sudah ada di tangan. Ia tak perlu menunggu kaya dahulu baru kemudian berpikir bagaimana menjadi seorang dermawan. Seorang dermawan pasti kaya amal meski ia bukan seorang hartawan. Sebaliknya seorang hartawan tidak otomatis menjadi seorang dermawan jika ia memiliki sifat kikir. Jadi setiap orang yang tidak ingin menjadi orang kikir, ia harus melawan kekikirannya dengan hal sebaliknya. Ketujuh, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari lilitan utang, maka ia harus berikhtiar untuk tidak berutang pada orang lain kecuali dalam keadaan sudah sangat terpaksa. Dalam keadaan seperti ini agama membolehkan seseorang berutang pada orang lain. Agar tidak terlilit utang maka seseorang harus menahan diri dari berutang lagi sebelum utang yang sudah ada terbayar terlebih dahulu. Intinya untuk tidak terlilit dengan utang, seseorang harus berhati-hati untuk tidak mudah membiasakan diri berutang kepada orang lain. Kedelapan, barang siapa berdoa agar dijauhkan dari kesewenang-wenangan manusia, maka ia harus berhati-hati baik dalam sikap maupun tindak-tanduk kepada orang lain. Jika sikap berhati-hati sudah ditempuh dengan baik, tetapi masih saja ada orang lain yang bersikap sewenang-wenang, maka ia harus melawannya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Jika ia tak mampu melawannya secara langsung ia bisa mengadukannya kepada pihak yang berwenang. Intinya seseorang tidak boleh menyerah begitu saja atas kesewenang-wenangan orang lain sebab pada dasarnya setiap orang wajib melakukan nahi munkar mencegah perbuatan buruk. Kedelapan hal sebagaimana terkandung dalam doa di atas hanya menjadi sebuah angan-angan yang sulit diwujudkan jika tanpa disertai dengan ikhtiar nyata untuk melakukan hal-hal yang sebaliknya. Prinsip ini sesuai dengan nasihat Ibnu Atha’illah sebagaimana tertulis dalam kitab beliau yang sangat terkenal, yakni Al-Hikam, dan juga sejalan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Ar-Ra’d. Singkatnya, ikhtiar adalah konsekuensi logis dan teologis dari sebuah doa. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta. Sumber Konsekuensi Berdoa adalah Berikhtiar

. 470 106 474 129 342 414 444 319

selain berikhtiar manusia harus berdoa dan